Backpacker Seru di Air Terjun Sendang Gile: Petualangan Hemat, Alam yang Menyentuh

Sebagai pecinta perjalanan low-budget alias backpacker, aku selalu tertantang cari destinasi baru yang bisa dieksplor tanpa bikin dompet megap-megap. Kali ini, tujuanku adalah Lombok — dan salah satu spot yang berhasil bikin aku jatuh cinta sejak pertama lihat: Air Terjun Sendang Gile di kaki Gunung Rinjani.

Awalnya aku ke Lombok tanpa rencana detail. Hanya modal tas punggung, sepasang sepatu hiking, dan niat cari tempat yang bisa kasih “napas segar” setelah rutinitas padat. Aku sempat bertanya-tanya ke beberapa traveler lain yang kutemui di penginapan, dan banyak yang bilang, “Kalau suka air terjun dan suasana sejuk, coba ke Senaru, terus lanjut ke Sendang Gile.”

Dan benar saja. Perjalanan ke sana jadi salah satu highlight dari perjalananku keliling Lombok. Nggak cuma karena tempatnya indah, tapi karena setiap langkah menuju air terjun ini penuh cerita dan kejutan kecil yang menyenangkan.

Menuju Senaru: Langkah Pertama Menuju Surga Kecil

Aku berangkat dari Mataram pagi-pagi naik kendaraan umum sampai ke Bayan, lalu lanjut ojek ke Desa Senaru. Sepanjang perjalanan, pemandangan makin cantik — sawah berundak, kabut tipis di atas bukit, dan sesekali terlihat siluet Gunung Rinjani berdiri gagah.

Desa Senaru sendiri punya suasana yang tenang dan adem. Cocok banget buat backpacker yang cari ketenangan. Begitu turun dari ojek, aku sempat istirahat sebentar di warung warga sambil ngopi dan makan pisang goreng. Dari situ, aku jalan kaki menuju gerbang pendakian, di mana jalur menuju Air Terjun Sendang Gile juga bermula.

Jalur Pendakian Ringan dengan Bonus Pemandangan Alam

Trek menuju air terjun nggak terlalu berat, hanya sekitar 15 menit jalan kaki melewati jalur batu dan tangga-tangga kecil. Tapi meski singkat, suasananya luar biasa. Di kiri-kanan jalan, ada pepohonan tinggi, suara burung, dan suara air mengalir dari sungai kecil yang mengiringi perjalanan.

Yang bikin menarik, jalur ini juga sering dilalui oleh para pendaki Rinjani yang baru turun. Aku sempat ngobrol sebentar dengan salah satu dari mereka, dan kami tukar cerita tentang tempat-tempat seru di Lombok yang nggak banyak diketahui wisatawan. Katanya, air Sendang Gile ini sering jadi “pemulihan alami” buat kaki yang pegal habis mendaki.

Begitu makin dekat ke lokasi, suara gemuruh mulai terdengar jelas. Dan saat akhirnya aku melihat air terjun itu dengan mata kepala sendiri… wow.

Sendang Gile: Keindahan yang Sederhana tapi Kuat

Air Terjun Sendang Gile menjulang tinggi, sekitar 30 meter lebih. Airnya jatuh dari tebing hijau yang dipenuhi tanaman rambat dan lumut basah. Kabut air yang tercipta dari derasnya aliran membuat suasana jadi mistis tapi menenangkan. Aku langsung berdiri beberapa menit di tempat — hanya menikmati suara dan sensasi air yang membasahi wajahku dari kejauhan.

Tanpa pikir panjang, aku buka sepatu dan langsung berjalan ke kolam dangkal di bawahnya. Brrr… dinginnya bukan main, tapi menyegarkan luar biasa! Rasanya semua lelah, panas, dan stres langsung ikut mengalir bersama aliran air. Di sinilah aku merasa benar-benar “sampai”. Bukan cuma secara fisik, tapi juga secara mental.

Aku sempat duduk di batu besar sambil membuka bekal sederhana — roti isi dan air mineral. Sambil makan, aku lihat sekeliling: ada backpacker lain yang sedang berfoto, pasangan muda yang saling menyiram air, dan keluarga lokal yang menikmati hari dengan tertawa riang. Momen seperti ini yang bikin semua perjalanan layak dilakukan.

Cerita di Balik Nama dan Mitos Setempat

Pemandu lokal yang aku temui saat istirahat bercerita bahwa nama “Sendang Gile” konon berasal dari kisah lama tentang seekor singa gila (atau binatang buas) yang lari ke hutan dan ditemukan di sekitar air terjun ini. Cerita ini berkembang jadi legenda yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Sasak.

Selain itu, banyak juga yang percaya bahwa air dari Sendang Gile bisa membuat awet muda. Makanya banyak orang yang sengaja datang untuk sekadar membasuh wajah atau mandi sebentar di bawah guyuran air. Aku nggak tahu soal itu, tapi yang pasti, setelah mandi di sana, wajahku memang terasa lebih cerah dan pikiran jadi lebih enteng.

Backpacking yang Bikin Dekat dengan Alam dan Diri Sendiri

Perjalanan ke Sendang Gile ini buatku bukan sekadar main ke air terjun. Ini jadi cara untuk menyendiri tanpa merasa kesepian. Alam yang begitu dekat, suara air, dan interaksi kecil dengan orang-orang baru, semuanya bikin hati terasa penuh.

Sebagai backpacker, tempat ini juga sangat ramah. Biaya masuk terjangkau, akses mudah, dan bisa dinikmati tanpa harus keluar banyak uang. Cocok banget buat kamu yang pengin liburan hemat tapi tetap kaya pengalaman.

Dan kalau kamu pengin eksplor lebih jauh, biasanya sudah disusun kombinasi destinasi seperti Tiu Kelep, desa adat Senaru, dan bahkan jalur ringan ke kaki Rinjani. Jadi nggak harus solo terus kalau mau hemat, tinggal gabung trip bareng teman-teman baru juga bisa jadi opsi seru.

Tips Buat Backpacker ke Sendang Gile

  1. Datang pagi atau sore: Cahaya alami bagus banget untuk foto, dan tempatnya masih relatif sepi.

  2. Bawa dry bag atau plastik tahan air: Kamera dan HP aman dari cipratan.

  3. Gunakan sandal outdoor atau sepatu anti selip: Jalurnya kadang licin, terutama setelah hujan.

  4. Siapkan bekal ringan: Warung memang ada, tapi sensasi makan di alam dengan bekal sendiri tetap lebih asyik.

  5. Hormati adat dan kebersihan: Jangan buang sampah sembarangan, dan kalau bisa beli produk lokal buat bantu warga sekitar.

Kalau kamu sedang menyusun paket trip Lombok versi low-budget atau pengin nge-backpack bareng teman, pastikan Air Terjun Sendang Gile ada dalam list-mu. Ini tempat yang sederhana, tapi justru karena kesederhanaannya itulah ia terasa tulus — dan itu yang bikin susah dilupakan.

Dari semua tempat yang aku kunjungi selama jadi backpacker, Sendang Gile adalah salah satu yang paling memberi rasa “rumah”. Tempat di mana kamu bisa istirahat, merasa kecil di hadapan alam, tapi juga merasa besar karena telah menaklukkan perjalananmu sendiri.